Senin, 20 Juni 2016

be thankful for the bad things in life



3.5 tahun yang lalu, Ibu meninggal dan yang membuat air mataku tidak berhenti adalah belum sempat ibu merasakan jerih payah anak-anaknya, banyak hal yang mau kuceritakan bu ! aku sudah dewasa, Ka Putri sudah kerja, dan cucumu sudah beranjak TK...  aku sempat merasa aku adalah anak yang durhaka. Aku marah setiap kali  mama menangis, aku memberontak setiap kali mama tidak memperbolehkan aku keluar sampai larut malam, ketika itu aku masih belajar dewasa, masih belajar membenahi diri. Untuk beberapa bulan aku sempat mati rasa, tapi aku bersyukur ketika ayah memahamiku, Ayah mengatatakan bahwa kita hanya manusia biasa pasti ada kesalahan dan lukaku sedikit demi sedikit mulai sembuh... dan sekarang giliran Ayah yang meninggalkan kami.


Sangat sulit memercayai bahwa Ayah sudah meninggal dunia.
 

Setiap kali berdoa, aku selalu meminta Tuhan untuk menegurku ketika aku tidak berjalan di jalanNYA. Apakah memang ini sebuah teguran? sulit bagiku menerima kenyataan bahwasanya aku adalah yatim piatu.


 

 Semenjak tahun 2012 penderitaan datang  silih berganti, tapi Ada suatu aturan tak terucap di rumah kami, tidak ada waktu untuk berkabung, Tidak ada waktu untuk mengeluh, dan tidak ada waktu untuk menangisi keadaan. kami harus membungkus kesedihan kami rapat-rapat dalam diam. Tidak ada lagi tempat untuk mencurahkan perasaan. Tidak seorangpun berpikir kalau ternyata kami semua pura-pura kuat, karena mereka tidak bisa mengerti dan enggak akan pernah bisa memahami.

 
24 Juni 2016,tepatnya 4 hari lg Ayah berulang tahun (seharusnya), convey my wishes to GOD and Mom :(

Aku Merindukanmu, tapi kerinduanku ditentang oleh akal, alam kita sudah berbeda dan aku hanya bisa menulis harapan kosong, berharap ketika aku membuka pintu Ayah dan Ibu sudah berdiri di depan rumah dengan senyuman. Namun sayangnya, Harapan itu membuat aku buta akan kenyataan... *aku berhenti berharap.

Among, Kami disini baik-baik saja, tidak usah khawatir kakak dan abang sudah menjadi orangtua bagi saya, cucumu sudah besar dan  bg Rolan sudah menemukan gadisnya...

Kami akan selalu merindukanmu... :)
 
 Terimakasih buat setiap luka, pencobaan, dan penderitaan yang kami rasakan, yang mengharuskan kami melakukan olahraga hati, capek memang tapi ini menyehatkan hati kami, ajar kami agar bisa bertumbuh melalui ini semua.